Hanum_puisi dalam cerita 2
Pov andrian
Bukan ku tak senang dengan perjodohan ini, hatiku saja sudah berdegup saat pertama kali melihat fotonya, tapi setelah ku cari tahu tentang hanum, gadis desa yang di jodohkan oleh papah.
Awalnya aku penasaran mengapa gadis secantik dan se anggun hanum belum menikah di usia 23 tahun, padahal gadis desa tidak ada yang menikah di atas usia 22 tahun pada umumnya.
Akupun mulai mengumpulkan informasi tentang hanum, tenyata dia tidak bekerja atau kuliah sehingga menunda pernikahan, jika tidak ada pemuda yang menyukai hanum, itu tidak mungkin dia gadis yang di sanjung semua orang.
Ku telusuri kabar tentang dirinya sampai aku menemukan fakta bahwa ternyata dia telah memiliki tambatan hati, seorang pemuda desa yang gagah, dan berkarisma, namun menurut informasi pemuda itu telah pergi bersama dengan keluarganya dan tidak ada yang tahu dimana mereka hingga kini.
Kenyataan itu membuah ku tak bermental, mungkin aku egois, ingin memiliki mu juga dengan hati mu.
Aku tak tahu harus bagaimana, haruskah aku mendekatimu perlahan dan merebut cintamu wahai permaisuri ku.
Atau aku diam seperti ini menunggu kau membuka hati dan melupakan cintamu..?
Tapi sampai kapan..? Lima tahun kita bersama mengarungi bahtera rumah tangga, aku tak sanggup jika harus menahan gejolak nafsu yang kian membara
Hariku seakan di penjara, namun jika ku memaksa aku takut kau menderita, karena aku tahu bagaimana rasanya ditindas oleh cinta.
Aku tak ingin kau terluka, terluka karena cinta dan terluka karena ku paksa.
Andai kau tahu, rasa yang ku simpan di dada, akan kah kau berlabuh di sana?
Atau kau justru membenci ku dan pergi tanpa kata?
Sungguh aku takut kehilangan engkau
Karena engkaulah cinta pertamaku.
Sehingga aku terpaksa mengatakan bahwa pernikahan kita tanpa cinta,, seakan aku tak ingin bersamamu
Andai kau tahu, hatiku hancur saat mengatakan itu.
Diam-diam ku melihatmu, memperhatikanmu
Setiap malam, setiap kau terlelap, aku hanya bisa memandang wajahmu yang ayu, andai bisa ku sentuh walau memang hakku aku meragu.
Bibirmu yang menawan ingin sekali ku kecup dalam namun lagi aku tak mampu
Punggung mu yang selalu membelakangi ku, andai bisa ku dekap dan ku peluk sepenuh hati
Mungkin saat itu duniaku menjadi utuh, berapa purnama lagi aku harus menunggu..?
Walau begitu aku bahagia bisa memilikimu
Aku tetaplah suamimu yang kan setia menantimu menjadi milikku seutuhnya.
Atau haruskah aku bertransformasi menjadi pujangga yang kau nanti?
Tidak aku tidak ingin menjadi orang lain hanya untuk mendapat cintamu.
Aku tak hanya ingin memiliki raga mu jua hatimu dengan semampu ku.
Namun jika aku tak mampu akan ku hantarkan engkau tuk bertemu pujangga mu.
Bisakah aku...! Ikhlas kah aku..! Entahlah kan ku cari tahu dimana sang pujangga itu agar aku dapat melihat senyum mu seperti dalam foto itu.
Ya.. aku harus mencari tahu, mungkin di kamar ini ada sesuatu yang bisa ku jadikan petunjuk.
Sebelum hanum pulang dari rumah temannya aku harus segera menemukan petunjuk itu.
Saat ku mencari-cari petunjuk, ada sebuah buku yang menurutku unik, tampak terlihat usang namun bentuknya estetik, ku coba ambil buku itu dan mulai membuka nya, lembar pertama hanya berisikan kata
"Jadilah bunga ku"
Lalu ku buka halaman berikutnya hanya ada sebuah nama "hanum", aku semakin penasaran apa isinya namun hatiku berdebar takut akan kenyataan yang mungkin tak sanggup ku terima, tapi aku harus yakin semoga aku bisa menemukan petunjuk dan mengembalikan senyum hanum.
Lembar berikutnya ternyata hanya berisi puisi singkat
" Tak jemu ku memandang wajahmu, kau indah seperti bunga yang selalu bermekaran menghiasi lubuk hatiku
Kau terlalu indah sampai aku tak mampu untuk memetik mu."
Nampaknya pujangga itu begitu sangat menyukai hanum, namun mengapa ia berkata tak bisa memetiknya...?
Halaman berikutnya
"Hai bungaku, tetaplah tersenyum walau dalam keadaan serumit apapun, karena dengan tersenyum kau akan tetap merasa tenang."
Halaman berikutnya
"Jika segala sesuatu berpasangan mungkinkah pasangan mu adalah aku?...
Bisakah aku...
Kau tahu ada bunga ada kumbang
Ada gelap ada terang
Ada kiri ada kanan
Namun kau jangan risau jika tak ada satu orang maka akan datang orang-orang.
Halaman berikutnya
"Cinta itu seperti sebuah mentari walau di gelap malam sesungguhnya ia tetaplah bersinar hanya saja ia terhalang, bukan pergi atau pudar"
"Ingat tetaplah jadi bunga yang selalu mekar dalam sukar."
Halaman berikutnya
" Perjuangan itu sangat rumit, serumit aku mengharapkan mu.."
"Perpisahan itu sangat berat menyiksa seluruh jiwa dan raga"
"Dan dalam keduanya ada sebuah kata yang begitu menyakitkan yaitu pengorbanan"
Pengorbanan tanpa balasan atau pengorbanan tanpa alasan.
Halaman berikutnya
"Ada beberapa hal di dunia ini yang sulit tuk bersatu namun tetap berdampingan, kau tahu itu?..
Pertama air dan minyak
Lalu sungai yang mengalir di dasar laut
terdapat dalam surah Ar-Rahman [55] ayat 19-21:
"Dia membiarkan dua laut mengalir yang kemudian keduanya bertemu, di antara kedua ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan."
Dan ada pula dua laut yang tidak menyatu
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi," Surah Al Furqan Ayat 53.
Semua karena kehendaknya janganlah kau takut dan berputus asa jika kelak kita akan dihadapkan pada hal yang serupa.
Dan halaman terakhir berisi puisi yang seakan- akan ucapan perpisahan.
Jadilah kau bunga yang tetap bermekaran
Jadilah kau bunga yang indah tertanam
Aku belajar pada rembulan
Yang menyinari gelapnya malam
Seperti aku yang mencintaimu
Di balik kegelapan
Menjagamu di balik bayangan
Bersama kelamnya malam
Aku menempuh perjalanan suram
Mungkin aku akan pulang
Meninggalkan bayang-bayang kelam
Dan di halaman belakang tertulis
Al-ghifari pemuja bunga
Dari apa yang tampak dalam puisi dan kata-katanya ada hal yang tak bisa ia ungkapkan kepada siapapun, dia melepas hanum karena ada sesuatu yang mungkin membuat mereka tidak dapat bersama.
Dan kata kunci yang ku dapat adalah dia akan pulang, pulang kemana,..?
Mungkinkah ke kampung halaman, atau ke pangkuan tuhan..?
Ya baiklah akan ku cari info tentang nya, sekarang aku harus kembali ke kota segera dan menyusun rencana.
https://read.kbm.id/profile/penulis/29477782-6e88-b57f-e487-c1cc326fa080
Komentar
Posting Komentar